Mengapa dalam pengaturan organisasi perlu dibentuk divisi atau suborganisasi yang lebih kecil dalam kinerjanya? Ya… tujuannya adalah efisiensi kerja. Dalam hal ini, seorang ketua atau manajer pastilah akan repot bila semua kegiatan harus dibebankan kepadanya. Selain itu apabila dilihat dari efektifitas, jelas akan efektif karena dengan dibentuknya suborganisasi maka seorang ketua organisasi lebih mudah memberikan komando. Sebagai contoh misalkan ketika sang ketua butuh informasi tentang kehumasan, maka dia tinggal menyuruh divisi humas untuk bekerja dan memberikan informasi. Informasi tersebut nantinya akan digunakan sang ketua untuk menentukan kebijakan organisasi dalam proses selanjutnya.
Nah.. mengadopsi hal di atas, konsep pembentukan suborganisasi ini juga bisa diterapkan ke dalam suatu script atau program. Dalam hal ini, sebuah program ibaratnya sebuah organisasi besar. Sedangkan Anda (programmer) sebagai ketua organisasinya. Dengan dibuatnya suatu subprogram yang memiliki tugas atau kerja yang spesifik maka dapat membawa ke efisiensi dan efektifitas kerja dari program atau script tersebut. Sekaligus, Anda pun akan lebih mudah dalam mengatur proses programnya.
Perhatikan contoh script berikut ini yang digunakan untuk menghitung operasi
Dalam PHP sebenarnya terdapat perintah untuk menghitung pangkat bilangan. Namun di sini diasumsikan kita tidak menggunakan perintah tersebut melainkan harus membuat program sendiri.
Untuk menghitung n pangkat m, kita bisa menggunakan program berikut ini
$hasil = 1; for ($i = 1; $i <= m; $i++) { $hasil = $hasil * n;}
Konsep program di atas didasarkan pada ide nm = n x n x n x … x n (sejumlah m kali perkalian)
Nah… bila program di atas kita terapkan ke dalam kasus yang kita hadapi maka script atau program PHP akan menjadi seperti ini:
<?php
// menghitung 3 pangkat 4
$hasil_a = 1; for ($i = 1; $i <= 4; $i++) { $hasil_a = $hasil_a * 3; }
// menghitung 10 pangkat 3
$hasil_b = 1; for ($i = 1; $i <= 3; $i++) { $hasil_b = $hasil_b * 10; }
// menghitung 4 pangkat 5
$hasil_c = 1; for ($i = 1; $i <= 5; $i++) { $hasil_c = $hasil_c * 4; }
// hitung hasil terakhir
$hasil = $hasil_a * $hasil_b / $hasil_c;
echo $hasil;
?>
Wah… ternyata panjang juga ya. Bila kita perhatikan bahwa dalam script di atas ada beberapa pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang yaitu ‘menghitung pangkat’. Nah… mungkin untuk keperluan efisiensi dan efektifitas, bagaimana seandainya kita buat ‘Divisi Perpangkatan‘ dalam program yang tugasnya khusus menghitung pangkat bilangan ☺
Dengan kehadiran divisi tersebut, kita dapat dengan cepat menghitung pangkat bilangan karena urusan memangkatkan bilangan kita serahkan ke divisi tersebut. Dalam programming, divisi ini kita namakan function atau subprogram.
OK… sejenak kita tinggalkan kasus di atas. Sekarang kita lanjutkan dahulu tentang bagaimana membuat function.
Secara umum, bentuk function adalah seperti di bawah ini
function nama_function(parameter) { .. .. return variabel; }
Keterangan:
Setiap function pasti dan harus memiliki nama function. Nama function ini nantinya akan dipanggil oleh program utama bila akan digunakan. Parameter di sini sifatnya optional (boleh ada, boleh tidak). Parameter ini ibaratnya input yang akan diolah oleh function.
Sedangkan return variabel merupakan perintah untuk memberikan hasil setelah dikerjakan oleh function. Dalam hal ini perintah return variabel ini juga bersifat optional (boleh ada, boleh tidak).
Kapan return variabel ini digunakan? Dan kapan tidak perlu digunakan? return variabel ini perlu digunakan bila hasil dari pengolahan function ini akan digunakan untuk proses yang lain dalam program. Sedangkan bila hasil dari function tidak akan digunakan oleh program, maka tidak perlu diberikan perintah ini.
Contoh:
<?php
function jumlah($a, $b) {$c = $a + $b; return $c;
}
echo "Hasil penjumlahannya = ".jumlah(3, 5);
?>
Script di atas menunjukkan penggunaan function untuk menjumlahkan dua buah bilangan. Apabila dikembangkan lagi untuk kasus menghitung (3 + 5) ditambah (7 + 6), maka scriptnya dapat berbentuk seperti di bawah ini
<?php
function jumlah($a, $b) { $c = $a + $b; return $c; }
$hasil = jumlah(3, 5) + jumlah(7, 6);
echo "Hasil penjumlahannya = ". $hasil;
?>
Atau
<?php
function jumlah($a, $b) { $c = $a + $b; return $c; }
$hasil = jumlah(jumlah(3, 5), jumlah(7, 6));
echo "Hasil penjumlahannya = ". $jumlah; ?>
Sedangkan berikut ini contoh function yang tidak perlu menggunakan return. Script berikut ini hanya sekedar menampilkan suatu string melalui sebuah function.
<?php
function tulis($x) { echo "Anda menampilkan ". $x . "<br>"; }
tulis("Hello World.."); tulis("Apa kabar?");
?>
Nah… kembali lagi ke kasus semula, yaitu mencari hasil dari
Maka kita bisa membuat script yang lebih sederhana menggunakan function
daripada sebelumnya
<?php
function pangkat($m, $n) { $hasil = 1; for ($i = 1; $i <= $n; $i++) { $hasil = $hasil * $m; } return $hasil; }
$jwb = pangkat(3, 4) * pangkat(10, 3) / pangkat(4, 5); echo "Hasilnya adalah : ".$jwb;
?>
Anda juga bisa membuat beberapa function dalam file tersendiri, semacam daftar cukup sering function. Selanjutnya setiap kali butuh suatu function dalam daftar tersebut, meng-include-kan saja nama file nya, lalu panggil nama functionnya. Trik ini digunakan oleh para programmer handal dalam membuat aplikasi. Berikut ini contohnya:
functions.php
<?php
function jumlah($a, $b) { $hasil = $a + $b; return $hasil; }
function kurang($a, $b) { $hasil = $a - $b; return $hasil; }
function kali($a, $b) { $hasil = $a * $b; return $hasil; }
function bagi($a, $b) { $hasil = $a / $b; return $hasil; }
?>
jumlah.php
<?php
include "functions.php";
$bil1 = 103; $bil2 = 192;
echo "Hasil ".$bil1." + ".$bil2. " = " . jumlah($bil1, $bil2) ;
?>
kurang.php
<?php
include "functions.php";
$bil1 = 103; $bil2 = 192;
echo "Hasil ".$bil1." - ".$bil2. " = " . kurang($bil1, $bil2) ;
?>
kali.php
<?php
include "functions.php";
$bil1 = 103; $bil2 = 192;
echo "Hasil ".$bil1." x ".$bil2. " = " . kali($bil1, $bil2) ;
?>
bagi.php
<?php
include "functions.php";
$bil1 = 103; $bil2 = 192;
echo "Hasil ".$bil1." / ".$bil2. " = " . bagi($bil1, $bil2) ; ?>
Built in Functions dalam PHP
Sebuah function dapat kita create sendiri seperti halnya di atas, namun dapat pula kita langsung gunakan karena sudah disediakan oleh PHP. Function yang sudah disediakan oleh PHP ini selanjutnya disebut built in functions.
Berikut ini beberapa built in functions yang sudah ada dalam PHP berdasarkan kategori penggunaannya.
Mathematics Built in Functions
Untuk menghitung nilai mutlak atau absolute
Contoh:
<?php $bil = -10; echo abs($bil); // menghasilkan 10 ?>
Untuk membulatkan ke atas suatu bilangan real
Contoh:
<?php $bil = 19.1; echo ceil($bil); // menghasilkan 20 ?>
Untuk membulatkan ke bawah suatu bilangan real
Contoh:
<?php $bil = 19.5; echo floor($bil); // menghasilkan 19 ?>
Mencari nilai terbesar dari suatu data bertipe array
Contoh:
<?php
$data = array(19, 23, 11, 45);
$max = max($data); echo "Nilai max = ".$max; // menghasilkan 45
?>
Mencari nilai minimum dari suatu data bertipe array
Untuk menghasilkan bilangan bulat random antara x s/d y.
Contoh:
<?php
$random = mt_rand(4, 10); // menghasilkan bilangan random antara 4 s/d 10 echo $random;
?>
Digunakan untuk mencari hasil x pangkat y.
Contoh:
<?php
$hasil = pow(4, -5); // menghitung 4 pangkat -5 echo $hasil;
?>
Membulatkan bilangan real ke bawah bila desimal di belakang komanya kurang dari 0.5, dan membulatkan ke atas bila desimal di belakang komanya lebih dengan 0.5. dari atau sama
Contoh:
<?php
echo round(10.23); // menghasilkan 10 echo round(10.6); // menghasilkan 11 echo round(-10.2); // menghasilkan -10
?>
Array Built in Functions
Berikut ini beberapa function yang bisa digunakan untuk mengolah data berbentuk array
Digunakan untuk mensorting beberapa array terkait sekaligus. Bisa juga digunakan untuk mensorting dalam sebuah array saja.
Sintaks dari penggunaan array_multisort() adalah
array_multisort(x, metode, a, b, c, …);
dengan ‘x’ adalah array yang digunakan sebagai acuan dalam sorting, ‘metode’ adalah metode yang digunakan sorting (ascending atau descending), dan a, b, c,… adalah array lain yang ikut disorting.
Contoh:
Script berikut ini akan mengurutkan data mahasiswa (NIM dan NAMA) berdasarkan NIM dari 2 buah array yang bersesuaian secara ascending.
<?php
$nim = array("M0197002","M0197004","M0197001","M0197008","M0197003");
$nama = array("Amir","Joko","Budi","Siti","Agus");
array_multisort($nim, SORT_ASC, $nama);
for ($i = 0; $i <= count($nim)-1; $i++) { echo $nim[$i]. " " .$nama[$i]. "<br>"; }
?>
Keterangan:
Untuk sorting secara descending, gunakan parameter SORT_DESC
Digunakan untuk mengambil salah satu elemen dari array secara random
Contoh:
<?php $bil = array(3, 1, 4, 5, 2, 6); $ambilAcak = array_rand($bil); echo $ambilAcak; ?>
Digunakan untuk membalik urutan data dalam array
Contoh:
<?php
$data = array("mangga","jambu","jeruk","apel"); $balik = array_reverse($data);
foreach($balik as $index => $buah) { echo $buah. "<br>"; // menampilkan apel, jeruk, jambu, mangga }?>
Digunakan untuk mencari nomor urut elemen tertentu dalam array (dimulai dari 0)
Contoh:
Script berikut ini akan mencari nomor urut elemen dari data ‘jambu’ dalam array buah
<?php
$data = array("mangga","jambu","jeruk","apel"); $no = array_search("jambu", $data);
echo $no; // akan menampilkan 1 (nomor urut elemen dalam array)
?>
Digunakan untuk menghitung jumlah elemen yang ada dalam suatu array.
String Built in Functions
Digunakan untuk memecah suatu string ke dalam array berdasarkan karakter tertentu.
Contoh:
<?php
$date = "20-01-2009";
$pecah = explode("-", $date); // memecah string berdasarkan karater ‘-’
echo "Tanggal : ". $pecah[0]; // menampilkan 20
echo "Bulan : ". $pecah[1]; // menampilkan 01
echo "Tahun : ". $pecah[2]; // menampilkan 2009
?>
Digunakan untuk mengenkripsi (hashing) suatu string. Biasanya function ini digunakan untuk keperluan enkripsi password login ke suatu aplikasi. Hasilnya adalah suatu string yang tidak dapat dibaca dengan panjang 32 karakter
<?php $passwordAsli = "hello"; $passwordEnkrip = md5($passwordAsli); echo $passwordEnkrip; // menampilkan ‘5d41402abc4b2a76b9719d911017c592’ ?>
Keterangan:
Tidak ada function untuk membalik dari hasil md() ke string asli.
Memformat angka dengan mengelompokkan berdasarkan ribuan.
Contoh:
Berikut ini contoh script untuk menyajikan angka Rp. 1002372 1.002.372,-
menjadi bentuk Rp.
<?php
$harga = 1002372; $formatted = number_format($harga, 0, "", "."); echo "Harganya Rp. ".$formatted. ",-";
?>
Keterangan:
Parameter pertama dari number_format() menunjukkan bilangan yang akan diformat, parameter kedua menunjukkan jumlah digit desimal di belakang koma, parameter ketiga menunjukkan tanda pemisah untuk digit desimal di belakang koma, dan parameter keempat menunjukkan tanda pemisah untuk ribuan.
Contoh:
Berikut ini contoh script untuk menyajikan bilangan real 123456789.111111 menjadi bentuk 123.456.789,111 (tanda pemisah desimal menggunakan koma, jumlah desimal sebanyak 3 dan menggunakan tanda titik untuk pemisah ribuan) digit
<?php
$bil = 123456789.111111; $formatted = number_format($bil, 3, ",", "."); echo "Bilangannya ".$formatted;
?>
Digunakan untuk mereplace suatu substring dengan substring lain dalam string.
Contoh:
Script berikut ini akan mengganti substring ‘be’ menjadi ‘bi’
<?php
$kalimat = "saya ingin bebas seperti burung beo"; $replace = str_replace("be", "bi", $kalimat);
echo $replace; // menampilkan ‘saya ingin bibas seperti burung bio’
?>
Digunakan untuk menghilangkan tag HTML dalam suatu string. Biasanya untuk keamanan dalam form guna mencegah disisipkannya tag-tag HTML yang bisa merusak halaman web.
<?php
$string = "<font face='verdana' size='2'>Hello world</font>"; $hilangkanTag = strip_tags($string);
echo $hilangkanTag; // akan menghasilkan ‘Hello World’ ?>
Digunakan untuk menghitung jumlah karakter dari suatu string
Contoh:
<?php
$kata = "Hello World"; $jumKarakter = strlen($kata);
echo $jumKarakter; // akan menghasilkan 11 (spasi ikut dihitung)
?>
Digunakan untuk mengubah semua huruf penyusun string menjadi huruf kecil
Contoh:
<?php
$kata = "Rosihan Ari Yuana"’; $kecil = strtolower($kata);
echo $kecil; // menghasilkan ‘rosihan ari yuana’
?>
Merupakan kebalikan strtolower()
Menghitung jumlah substring dalam suatu string
Contoh:
<?php
$lagu = "topi saya bundar, bundar topi saya, kalau tidak bundar, bukan topi saya"; $hitungTopi = substr_count($lagu, "topi");
echo $hitungTopi; // akan menghasilkan 3.
?>
Mengambil sejumlah karakter substring dari suatu string
Contoh:
Script berikut ini akan mengambil tahun angkatan mahasiswa dari NIM ‘M0197001’, dimana tahun angkatan terletak pada digit ke 4 dan 5 dari NIM (dalam hal ini tahun angkatannya adalah 97)
<?php
$nim = "M0197001"; $angkatan = substr($nim, 3, 2);
echo $angkatan; // menghasilkan 97 ?>
Keterangan:
Parameter pertama dari substr() menunjukkan string aslinya. Parameter kedua menunjukkan posisi awal substring yang akan diambil (dihitung mulai 0 dari karakter paling kiri string), dan parameter ketiga menunjukkan jumlah karakter subtring yang akan diambil.
Sehingga dari contoh di atas, karena posisi awal tahun angkatan itu terletak pada karakter ke-3 dari string NIM, dan tahun angkatan ini terdiri dari 2 karakter maka perintahnya adalah
substr($nim, 3, 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar