Wavy Tail

Minggu, 14 April 2019

PENDAHULUAN "Function"

Dalam suatu pengaturan organisasi,  biasanya perlu dibentuk semacam bagian-bagian kerja atau divisi yang spesifik kerjanya. Sebagai contoh misalkan dalam suatu organisasi ada divisi humas yang tugasnya spesifik mengurusi masalah kehumasan, divisi HRD yang khusus menangani masalah SDM dan pengembangannya, serta divisi-divisi yang lain.
Mengapa  dalam  pengaturan  organisasi  perlu dibentuk  divisi  atau suborganisasi  yang lebih  kecil  dalam  kinerjanya?  Ya…  tujuannya  adalah  efisiensi  kerja.  Dalam  hal  ini, seorang ketua atau manajer pastilah akan repot bila semua kegiatan harus dibebankan kepadanya. Selain itu apabila dilihat dari efektifitas, jelas akan efektif karena dengan dibentuknya suborganisasi maka seorang ketua organisasi lebih mudah memberikan komando. Sebagai contoh misalkan ketika sang ketua butuh informasi tentang kehumasan, maka dia tinggal menyuruh divisi humas untuk bekerja dan memberikan informasi. Informasi tersebut nantinya akan digunakan sang ketua untuk menentukan kebijakan organisasi dalam proses selanjutnya.
Nah..   mengadopsi   hal   di   atas,   konsep   pembentukan   suborganisasi   ini  juga  bisa diterapkan  ke  dalam  suatu  script  atau  program.  Dalam  hal  ini,  sebuah  program ibaratnya sebuah organisasi besar. Sedangkan Anda (programmer) sebagai ketua organisasinya. Dengan dibuatnya suatu subprogram yang memiliki tugas atau kerja yang spesifik maka dapat membawa ke efisiensi dan efektifitas kerja dari program atau script tersebut. Sekaligus, Anda pun akan lebih mudah dalam mengatur proses programnya.
Perhatikan contoh script berikut ini yang digunakan untuk menghitung operasi
Dalam PHP sebenarnya terdapat perintah untuk menghitung pangkat bilangan. Namun di   sini   diasumsikan   kita   tidak   menggunakan   perintah   tersebut   melainkan   harus membuat program sendiri.
Untuk menghitung n pangkat m, kita bisa menggunakan program berikut ini
$hasil = 1; for ($i = 1; $i <= m; $i++) { $hasil = $hasil * n;}
Konsep program di atas didasarkan pada ide nm  = n x n x n x … x n (sejumlah m kali perkalian)
Nah… bila program di atas kita terapkan ke dalam kasus yang kita hadapi maka script atau program PHP akan menjadi seperti ini:
<?php
// menghitung 3 pangkat 4
$hasil_a = 1; for ($i = 1; $i <= 4; $i++) { $hasil_a = $hasil_a * 3; }
// menghitung 10 pangkat 3
$hasil_b = 1; for ($i = 1; $i <= 3; $i++) { $hasil_b = $hasil_b * 10; }
// menghitung 4 pangkat 5
$hasil_c = 1; for ($i = 1; $i <= 5; $i++) { $hasil_c = $hasil_c * 4; }
// hitung hasil terakhir
$hasil = $hasil_a * $hasil_b / $hasil_c;
echo $hasil;
?>

Wah… ternyata panjang juga ya. Bila kita perhatikan  bahwa dalam script di atas ada beberapa pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang yaitu ‘menghitung pangkat’. Nah…  mungkin  untuk  keperluan  efisiensi  dan  efektifitas,  bagaimana  seandainya  kita buat ‘Divisi Perpangkatan‘ dalam program yang tugasnya khusus menghitung pangkat bilangan ☺
Dengan kehadiran divisi tersebut, kita dapat dengan cepat menghitung pangkat bilangan karena   urusan   memangkatkan   bilangan   kita   serahkan   ke   divisi   tersebut.   Dalam programming, divisi ini kita namakan function atau subprogram.
OK…  sejenak  kita  tinggalkan  kasus  di  atas.  Sekarang  kita  lanjutkan  dahulu  tentang bagaimana membuat function.
Secara umum, bentuk function adalah seperti di bawah ini
function nama_function(parameter) { .. .. return variabel; }
Keterangan:
Setiap function pasti  dan harus  memiliki  nama function.  Nama function ini nantinya akan dipanggil oleh program utama bila akan digunakan. Parameter di sini sifatnya optional (boleh ada, boleh tidak). Parameter ini ibaratnya input yang akan diolah oleh function.

Sedangkan   return   variabel   merupakan   perintah   untuk   memberikan   hasil   setelah dikerjakan oleh function. Dalam hal ini perintah return variabel ini juga bersifat optional (boleh ada, boleh tidak).
Kapan return variabel ini digunakan? Dan kapan tidak perlu digunakan? return variabel ini perlu digunakan bila hasil dari pengolahan function ini akan digunakan untuk proses yang lain dalam program. Sedangkan bila hasil dari function tidak akan digunakan oleh program, maka tidak perlu diberikan perintah ini.
Contoh:
<?php
function jumlah($a, $b) {$c = $a + $b; return $c;
}
echo "Hasil penjumlahannya = ".jumlah(3, 5);
?>
Script  di  atas  menunjukkan  penggunaan  function  untuk  menjumlahkan  dua  buah bilangan. Apabila dikembangkan lagi untuk kasus menghitung (3 + 5) ditambah (7 + 6), maka scriptnya dapat berbentuk seperti di bawah ini
<?php
function jumlah($a, $b) { $c = $a + $b; return $c; }
$hasil = jumlah(3, 5) + jumlah(7, 6);
echo "Hasil penjumlahannya = ". $hasil;
?>
Atau
<?php
function jumlah($a, $b) { $c = $a + $b; return $c; }
$hasil = jumlah(jumlah(3, 5), jumlah(7, 6));
echo "Hasil penjumlahannya = ". $jumlah; ?>
Sedangkan  berikut  ini  contoh  function  yang tidak  perlu  menggunakan  return.  Script berikut ini hanya sekedar menampilkan suatu string melalui sebuah function.

<?php
function tulis($x) { echo "Anda menampilkan ". $x . "<br>"; }
tulis("Hello World.."); tulis("Apa kabar?");
?>
Nah… kembali lagi ke kasus semula, yaitu mencari hasil dari
Maka  kita   bisa  membuat  script  yang   lebih   sederhana menggunakan function
daripada sebelumnya
<?php
function pangkat($m, $n) { $hasil = 1; for ($i = 1; $i <= $n; $i++) { $hasil = $hasil * $m; } return $hasil; }
$jwb = pangkat(3, 4) * pangkat(10, 3) / pangkat(4, 5); echo "Hasilnya adalah : ".$jwb;
?>
Anda  juga  bisa  membuat  beberapa  function  dalam file  tersendiri,  semacam daftar cukup sering function.  Selanjutnya  setiap  kali  butuh  suatu  function  dalam  daftar  tersebut, meng-include-kan  saja  nama  file  nya,  lalu  panggil  nama  functionnya.  Trik  ini digunakan   oleh   para   programmer   handal   dalam   membuat   aplikasi.   Berikut   ini contohnya:
functions.php
<?php
function jumlah($a, $b) { $hasil = $a + $b; return $hasil; }
function kurang($a, $b) { $hasil = $a - $b; return $hasil; }
function kali($a, $b) { $hasil = $a * $b; return $hasil; }
function bagi($a, $b) { $hasil = $a / $b; return $hasil; }
?>
jumlah.php
<?php
include "functions.php";
$bil1 = 103; $bil2 = 192;
echo "Hasil ".$bil1." + ".$bil2. " = " . jumlah($bil1, $bil2) ;
?>

kurang.php
<?php
include "functions.php";
$bil1 = 103; $bil2 = 192;
echo "Hasil ".$bil1." - ".$bil2. " = " . kurang($bil1, $bil2) ;
?>
kali.php
<?php
include "functions.php";
$bil1 = 103; $bil2 = 192;
echo "Hasil ".$bil1." x ".$bil2. " = " . kali($bil1, $bil2) ;
?>
bagi.php
<?php
include "functions.php";
$bil1 = 103; $bil2 = 192;
echo "Hasil ".$bil1." / ".$bil2. " = " . bagi($bil1, $bil2) ; ?>
Built in Functions dalam PHP
Sebuah function dapat kita create sendiri seperti halnya di atas, namun dapat pula kita langsung gunakan karena sudah disediakan oleh PHP. Function yang sudah disediakan oleh PHP ini selanjutnya disebut built in functions.

Berikut ini beberapa built in functions yang sudah ada dalam PHP berdasarkan kategori penggunaannya.
Mathematics Built in Functions

Untuk menghitung nilai mutlak atau absolute
Contoh:
<?php $bil = -10; echo abs($bil);  // menghasilkan 10 ?>

Untuk membulatkan ke atas suatu bilangan real
Contoh:
<?php $bil = 19.1; echo ceil($bil);  // menghasilkan 20 ?>

Untuk membulatkan ke bawah suatu bilangan real 
Contoh: 
<?php $bil = 19.5; echo floor($bil);  // menghasilkan 19 ?> 

Mencari nilai terbesar dari suatu data bertipe array 
Contoh: 
<?php 
$data = array(19, 23, 11, 45); 
$max = max($data); echo "Nilai max = ".$max;  // menghasilkan 45 
?>

Mencari nilai minimum dari suatu data bertipe array 
Untuk menghasilkan bilangan bulat random antara x s/d y. 
Contoh: 
<?php 
$random = mt_rand(4, 10); // menghasilkan bilangan random antara 4 s/d 10 echo $random; 
?>

Digunakan untuk mencari hasil x pangkat y. 
Contoh: 
<?php 
$hasil = pow(4, -5); // menghitung 4 pangkat -5 echo $hasil; 
?>

Membulatkan bilangan real ke bawah bila desimal di belakang komanya kurang dari 0.5, dan  membulatkan  ke  atas  bila  desimal  di  belakang  komanya  lebih dengan 0.5. dari  atau  sama 
Contoh: 
<?php 
echo round(10.23);  // menghasilkan 10 echo round(10.6);  // menghasilkan 11 echo round(-10.2);  // menghasilkan -10 
?> 
Array Built in Functions 
Berikut  ini  beberapa  function  yang  bisa  digunakan  untuk  mengolah data  berbentuk  array
Digunakan  untuk  mensorting  beberapa  array  terkait  sekaligus.  Bisa juga  digunakan untuk mensorting dalam sebuah array saja. 

Sintaks dari penggunaan array_multisort() adalah 
array_multisort(x, metode, a, b, c, …); 
dengan ‘x’ adalah array yang digunakan sebagai acuan dalam sorting, ‘metode’ adalah metode yang digunakan sorting (ascending atau descending), dan a, b, c,… adalah array lain yang ikut disorting. 
Contoh: 
Script berikut ini akan mengurutkan data mahasiswa (NIM dan NAMA) berdasarkan NIM dari 2 buah array yang bersesuaian secara ascending. 
<?php 
$nim = array("M0197002","M0197004","M0197001","M0197008","M0197003"); 
$nama = array("Amir","Joko","Budi","Siti","Agus"); 
array_multisort($nim, SORT_ASC, $nama); 
for ($i = 0; $i <= count($nim)-1; $i++) { echo $nim[$i]. " " .$nama[$i]. "<br>"; } 
?> 
Keterangan: 
Untuk sorting secara descending, gunakan parameter SORT_DESC 

Digunakan untuk mengambil salah satu elemen dari array secara random 
Contoh: 
<?php $bil = array(3, 1, 4, 5, 2, 6); $ambilAcak = array_rand($bil); echo $ambilAcak; ?>

Digunakan untuk membalik urutan data dalam array 
Contoh: 
<?php 
$data = array("mangga","jambu","jeruk","apel"); $balik = array_reverse($data); 
foreach($balik as $index => $buah) { echo $buah. "<br>"; // menampilkan apel, jeruk, jambu, mangga }?> 

Digunakan untuk mencari nomor urut elemen tertentu dalam array (dimulai dari 0) 
Contoh: 
Script berikut ini akan mencari nomor urut elemen dari data ‘jambu’ dalam array buah 
<?php 
$data = array("mangga","jambu","jeruk","apel"); $no = array_search("jambu", $data); 
echo $no;  // akan menampilkan 1 (nomor urut elemen dalam array) 
?>
Digunakan untuk menghitung jumlah elemen yang ada dalam suatu array. 
String Built in Functions 

Digunakan untuk memecah suatu string ke dalam array berdasarkan karakter tertentu. 
Contoh: 
<?php 
$date = "20-01-2009"; 
$pecah = explode("-", $date);   // memecah string berdasarkan karater ‘-’ 
echo "Tanggal : ". $pecah[0]; // menampilkan 20
echo "Bulan : ". $pecah[1]; // menampilkan 01
echo "Tahun : ". $pecah[2]; // menampilkan 2009 
?> 

Digunakan untuk mengenkripsi (hashing) suatu string. Biasanya function ini digunakan untuk keperluan enkripsi password login ke suatu aplikasi. Hasilnya adalah suatu string yang tidak dapat dibaca dengan panjang 32 karakter 
<?php $passwordAsli = "hello"; $passwordEnkrip = md5($passwordAsli); echo $passwordEnkrip;  // menampilkan ‘5d41402abc4b2a76b9719d911017c592’ ?> 
Keterangan: 
Tidak ada function untuk membalik dari hasil md() ke string asli. 

Memformat angka dengan mengelompokkan berdasarkan ribuan. 
Contoh: 
Berikut  ini  contoh  script  untuk  menyajikan  angka  Rp.  1002372 1.002.372,- 
menjadi  bentuk Rp. 
<?php 
$harga = 1002372; $formatted = number_format($harga, 0, "", "."); echo "Harganya Rp. ".$formatted. ",-"; 
?> 
Keterangan: 
Parameter pertama dari number_format() menunjukkan bilangan yang akan diformat, parameter  kedua  menunjukkan  jumlah  digit  desimal  di  belakang  koma,  parameter ketiga  menunjukkan   tanda  pemisah   untuk   digit  desimal   di  belakang   koma,   dan parameter keempat menunjukkan tanda pemisah untuk ribuan. 
Contoh: 
Berikut ini contoh  script untuk menyajikan  bilangan  real 123456789.111111  menjadi bentuk  123.456.789,111  (tanda  pemisah  desimal  menggunakan  koma,  jumlah desimal sebanyak 3 dan menggunakan tanda titik untuk pemisah ribuan) digit 
<?php 
$bil = 123456789.111111; $formatted = number_format($bil, 3, ",", "."); echo "Bilangannya ".$formatted; 
?> 
Digunakan untuk mereplace suatu substring dengan substring lain dalam string. 
Contoh: 
Script berikut ini akan mengganti substring ‘be’ menjadi ‘bi’ 
<?php 
$kalimat = "saya ingin bebas seperti burung beo"; $replace = str_replace("be", "bi", $kalimat); 
echo $replace;  // menampilkan ‘saya ingin bibas seperti burung bio’ 
?> 
Digunakan   untuk   menghilangkan   tag   HTML   dalam   suatu   string.   Biasanya untuk keamanan dalam form guna mencegah disisipkannya tag-tag HTML yang bisa merusak halaman web. 
<?php 
$string = "<font face='verdana' size='2'>Hello world</font>"; $hilangkanTag = strip_tags($string); 
echo $hilangkanTag;  // akan menghasilkan ‘Hello World’ ?>

Digunakan untuk menghitung jumlah karakter dari suatu string 
Contoh: 
<?php 
$kata = "Hello World"; $jumKarakter = strlen($kata); 
echo $jumKarakter;   // akan menghasilkan 11 (spasi ikut dihitung) 
?> 
Digunakan untuk mengubah semua huruf penyusun string menjadi huruf kecil 
Contoh: 
<?php 
$kata = "Rosihan Ari Yuana"’; $kecil = strtolower($kata); 
echo $kecil;  // menghasilkan ‘rosihan ari yuana’ 
?>
Merupakan kebalikan strtolower() 
Menghitung jumlah substring dalam suatu string 

Contoh: 
<?php 
$lagu = "topi saya bundar, bundar topi saya, kalau tidak bundar, bukan topi saya"; $hitungTopi = substr_count($lagu, "topi"); 
echo $hitungTopi;   // akan menghasilkan 3. 
?>
Mengambil sejumlah karakter substring dari suatu string 
Contoh: 
Script berikut ini akan  mengambil  tahun angkatan  mahasiswa  dari NIM ‘M0197001’, dimana tahun angkatan terletak pada digit ke 4 dan 5 dari NIM (dalam hal ini tahun angkatannya adalah 97) 
<?php 
$nim = "M0197001"; $angkatan = substr($nim, 3, 2); 
echo $angkatan;   // menghasilkan 97 ?> 
Keterangan: 
Parameter   pertama   dari   substr()   menunjukkan   string   aslinya.   Parameter   kedua menunjukkan posisi awal substring yang akan diambil (dihitung mulai 0 dari karakter paling kiri string),  dan parameter ketiga menunjukkan  jumlah karakter  subtring yang akan diambil. 
Sehingga  dari  contoh  di  atas,  karena  posisi  awal  tahun  angkatan  itu  terletak  pada karakter  ke-3  dari  string  NIM,  dan  tahun  angkatan  ini  terdiri  dari  2  karakter  maka perintahnya adalah 
substr($nim, 3, 2) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar